Sebuah laporan baru-baru ini oleh Research and Markets memproyeksikan bahwa pasar heat-not-burn Asia Pasifik (APAC) akan tumbuh pada CAGR sebesar 14,6% selama 2019-2025.

Menurut laporan itu, berkurangnya risiko yang terkait dengan produk tembakau HNB menggeser konsumen ke arah produk tersebut dari rokok konvensional. HNB telah mendapatkan penerimaan sosial di kawasan Asia Pasifik (APAC) dan berfokus pada penyediaan zat yang kurang karsinogenik dan lebih sedikit tar. Selain itu, ini menawarkan pengalaman yang sama seperti rokok konvensional yang mendorong perokok reguler terhadap produk HNB.

Laporan itu juga mengatakan bahwa secara global, wilayah APAC memegang pangsa pendapatan terbesar di pasar HNB. Kehadiran populasi perokok terbesar di kawasan ini bertindak sebagai katalis dalam mendorong permintaan akan produk-produk tersebut di negara-negara Asia.

Jepang memiliki pangsa pendapatan terbesar di kawasan ini karena pengenalan produk-produk tersebut di pasar sejak diperkenalkannya produk-produk ini sedangkan tingkat pertumbuhan pasar produk tembakau panas-tidak-bakar di Korea Selatan adalah yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini.

Berdasarkan kelompok umur, braket 18-39 tahun telah memperoleh pasar produk-produk tersebut karena penerimaan sosial yang lebih tinggi. Mode offline telah menangkap pangsa tertinggi di pasar produk tembakau panas-tidak-bakar karena ketersediaan fisik produk dan tidak ada batasan usia untuk membeli produk secara offline dibandingkan dengan mode online.